provilllleeeee


kenapa harus menangis selama masih bisa tersenyum?
kenapa harus airmata yang keluar saat sedih mulai menyapa?

Lihatlah keluar,
di sana masih banyak yang lebih susah darimu
lihat mereka,
pikirkanlah, sebelum kamu bersedih
selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan





About

Jambu busuk di bawah tangga.Baunya menyengat hidung.

Tuesday 9 June 2015

makalah strategi strategi di dalam kelas



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pembelajaran tidak terjadi melalui “sihir”! Melainkan terdapat keputusan penting yang harus dibuat guru untuk menjamin pembelajaran ketika memadukan teknologi dan media ke dalam sebuah mata pelajaran. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap baru ketika seorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan.
Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Strategi pengajaran yang terencana baik yang menyertakan teknologi dan media meningkatkan belajar, terlepas dari bidang studi, pembelajar, atau lingkungan belajar. Dalam membahas strategi-strategi yang mungkin digunakan di kelas, akan disoroti bagaimana teknologi dan media dapat digunakan untuk mendukung strategi tersebut.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja strategi-strategi pembelajaran di dalam ruang kelas?
2.      Bagaimana strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa?
3.      Bagaimana menciptakan pengalaman belajar pada siswa?
4.      Bagaimana situasi dan konteks belajar itu berlangsung?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui strategi-strategi pembelajaran di dalam ruang kelas
2.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan siswa
3.      Untuk mengetahui cara menciptakan pengalaman belajar pada siswa
4.      Untuk mengetahui situasi dan konteks belajar


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Strategi-strategi di Dalam Ruang Kelas
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Ledakan informasi mengharuskan guru menentukan cara-cara untuk memberikan pengalaman kepada para siswa sehingga mereka bisa membangun pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka. Para guru harus merencanakan dan mengatur lingkungan belajar untuk memastikan bahwa siswa mereka tertantang dan berhasil.
Para guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap siswa mereka. Strategi pengajaran yang dipilih oleh para guru memengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, para guru harus selektif dalam pilihan yang mereka buat.
Jenis-jenis strategi yang mungkin dipilih yang telah terbukti berhasil diterapkan di ruang kelas. Setiap strategi memiliki manfaat dan dapat digunakan bagi berbagai macam pemelajar dengan semua tingkatan umur, serta dalam berbagai suasana belajar. Kita akan membahas bagaimana setiap strategi diterapkan di lingkungan ruang kelas. Keputusan memilih strategi tertentu bergantung pada sejumlah faktor, termasuk hasil belajar, usia siswa, dan kenyamanan menerapkan jenis strategi tersebut.
Dalam membahas strategi-strategi yang mungkin digunakan di kelas, akan disoroti bagaimana teknologi dan media dapat digunakan untuk mendukung strategi tersebut.
1.      Presentasi
Dalam sebuah presentasi, sebuah sumber menyajikan, mendramatisasi, atau menyebarkan informasi kepada pemelajar. Komunikasi dikendalikan oleh sumber dengan respon segera yang terbatas atau interaksi dengan pemelajar seorang guru yang menyajikan presentasi mungkin menyelipkan pertanyaan, dimana para siswa mungkin langsung menjawabnya atau diharuskan menjawab. Atau para siswa bisa bertanya ketika bahan pengajaran sedang disajikan. Guru bisa memilih untuk mengendalikan interaksi didalam presentasi. Sumber informasi juga bisa berupa buku ajar, situs internet, rekaman audio, video, dan seterusnya. Membaca buku, mendengarkan rekaman audio, melihat tayangan video, dan menyimak perkuliahan merupakan contoh-contoh dari strategi presentasi.
a.      Keuntungan
1)      Menyajikan (hanya sekali). Guru harus menyajikan informasi sekali saja bagi seluruh siswa untuk mendengarkannya.
2)      Strategi mencatat. Siswa bisa menggunakan sejumlah strategi mencatat untuk menangkap informasi yang disajikan.
3)      Sumber informasi. Sumber daya teknologi dan media bisa bertindak sebagai sumber informasi berkualitas.
4)      Presentasi siswa. Para siswa bisa menyajikan informasi yang telah mereka pelajari ke seluruh kelas.
b.      Keterbatasan
1)      Sulit bagi beberapa siswa. Tidak seluruh siswa merespons dengan baik terhadap format presentasi untuk mempelajari informasi.
2)      Berpotensi membosankan. Tanpa interaksi presentasi bila menjadi sangat membosankan.
3)      Kesulitan mencatat. Para siswa mungkin harus belajar bagaimana mencatat hal-hal penting dari presentasi.
4)      Kesesuaian umur. Para siswa yang berusia lebih muda memungkinkan mengalami kesulitan mengikuti presentasi yang panjang.
c.       Integrasi
Terdapat sejumlah sumber daya teknologi dan media yang bisa digunakan untuk meningkatkan presentasi informasi kepada para pemelajar. Sebuah presentasi tidak selalu harus berupa berdiri di depan kelas memberi pengajaran. Para siswa bisa melihat video, yang berisikan informasi yang mereka butuhkan tentang topik dan bisa meliputi tampilan yang menarik tentang bidang studi tersebut. Pusat belajar (learning center), yang bisa menyertakan audio ke dalam teks untuk mengarahkan pembelajaran siswa. Sebagai guru, Anda bisa langsung mengarahkan siswa di dalam kelas, menggunakan sumber-sumber daya seperti papan putih untuk catatan, transparan OHP yang telah dipersiapkan sebelumnya, atau sekumpulan slide power point yang berisi gambar yang diunduh dari internet.
Walaupun tidak selalu dianggap sebagai pendekatan pengajaran paling sesuai untuk digunakan, presentasi bisa digunakan dalam cara yang efektif. Usia dan pengalaman siswa menentukan kapan saat yang tepat menggunakan presentasi. Perlu diperhatikan, karena sebagian besar siswa memiliki daya simak yang sedikit, mungkin saja menggabungkan presentasi dengan strategi lainnya, menggunakannya dalam waktu yang terbatas selama jam kelas.
2.      Demonstrasi
Demonstrasi merupakan teknik mengajar yang sudah tua dan telah digunakan sejak lama. James Kinder dalam Oemar Hamalik (1985:169)  yang dikutip dalam buku Prof.Dr.H.Asnawir mengemukakan sebagai berikut: “The demonstration method is usually informal and it is effective with simple processes or complex project”.
Dalam sebuah demonstrasi, para pemelajar melihat contoh nyata atau aktual dari sebuah ketrampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demonstrasi mungkin direkam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Jika ingin interaksi dua arah atau praktek pemelajar dengan umpan balik, diperlukan instruktor atau tutor yang hadir secara langsung (live). Tujuannya agar para pemelajar meniru tingkah laku fisik (misalnya membuka program piranti lunak di komputer) atau untuk mengadopsi sikap atau nilai – nilai yang diperlihatkan oleh seseorang yang bertindak sebagai model, seperti bagaimana mengajukan pertanyaan ketika bekerja dalam kelompok kooperatif.
Belajar langsung di kelas seringkali menggunakan demonstrasi satu per satu, dimana siswa yang berpengalaman memperlihatkan kepada siswa lainnya bagaimana menjalankan sebuah prosedur, seperti “salin/tempel” (copy/paste) dalam program pengolahan kata. Kegiatan ini memungkinkan pertanyaan untuk diajukan dan dijawab sehingga kesalahan dan salah persepsi bisa diatasi.
a.      Keuntungan
1)      Melihat sebelum melakukan. Para siswa diuntungkan dangan melihat sesuatu dikerjakan sebelum mereka harus melakukannya sendiri.
2)      Pandauan tugas. Seorang guru bisa memadukan sekolompok siswa untuk menyelesaikan sebuah tugas.
3)      Penghenmatan suplai. Sejumlah suplai yang terbatas diperlukan karena tidak semua orang akan menangani beberapa material.
4)      Keamanan. Dengan adanya ciri keamanan, demonstrasi memungkinkan guru mengendalikan potensi bahaya bagi para siswa ketika menggunakan benda-benda tajam atau mesin- mesin yang berbahaya.
b.      Keterbatasan
1)      Tidak langsung dikerjakan. Demonstrasi bukan merupakan pengalaman langsung dikerjakan bagi para siswa kecuali mereka ikut mengerjakanya saat guru memperlihatkan tahapan atau ketrampilannya.
2)      Pandangan yang terbatas. Setiap siswa mungkin tidak memiliki pandangan yang setara terhadap demonstrasi, sehingga beberapa siswa mungkin melewatkan beberapa aspek pengalaman tersebut.
3)      Masalah mengikuti. Tentu saja tidak semua siswa bisa mengikuti demonstrasi ketika hanya satu tahapan tunggal yang digunakan.
c.       Integrasi
Sebagai seorang guru,  Anda bisa menggunakan teknologi dan media untuk membantu Anda dengan demonstrasi di dalam ruang kelas. Anda bisa menyiapkan video demonstrasi di depan kelas, mempelihatkannya kepada seluruh kelas dan membahas bersama mereka tentang apa yang mereka lihat. Selain itu, juga bisa memanfaatkan benda aktual untuk demonstrasi; hanya dipastikan bahwa setiap orang bisa menyaksikan dengan baik mengenai apa yang akan ditampilkan. Sebuah kamera dokumen bermanfaat dalam memberikan seluruh siswa pandangan lebih dekat tentang apa yang sedang dilakukan. Demonstrasi bisa digunakan dengan seluruh kelas, kelompok kecil, atau individual yang membutuhkan penjelasan tambahan tentang bagaimana melaksanakan sebuah tugas.
Para siswa bisa menyajikan demonstrasi kepada sesama rekan mereka mengenai ketrampilan atau prosedur baru yang mereka telah pelajari. Sebagai misal, seorang siswa yang telah mengetahui bagaimana memindahkan sebuah foto dari kamera digital ke komputer biasa diminta untuk memperlihatkannya kepada rekan-rekan mereka atau seluruh kelas.
3.      Latihan Dan Praktik
Dalam latihan dan praktik, para pemelajar dibimbing melewati serangkaian latihan praktis yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan penugasan  pengetahuan konten spesifik atau sebuah keterampilan baru. Strategi ini mengansumsikan bahwa para pemelajar telah menerima instruksi mengenai konsep prinsip, atau prosedur yang akan mareka praktikkan. Agar efektif, latihan dan praktik harus menyertakan umpan balik untuk memperkuat respons yang benar dan memperbaiki kesalahan yang mungkin dibuat para pemelajar di sepanjang penerapannya.
a.      Keuntungan
1)      Umpan balik untuk memperbaiki (corrective feedback). Para siswa mendapatkan umpan balik sebagi tindak perbaikan atas respons mereka.
2)      Memisah-misah informasi. Informasi disajikan dalam potongan kecil, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menelaah kembali bahan-bahan pelajaran dalam potongan kecil.
3)      Praktik yang telah terbentuk. Praktik dibentuk menjadi potongan-potongan kecil informasi, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk langsung mencoba pengetahuan baru melalui cara-cara yang positif.
b.      Keterbatasan
1)      Repetitif. Tidak seluruh siswa merespon dengan baik sifat repetitif dari latihan dan praktik.
2)      Berpotensi membosankan. Beberapa materi latihan dan praktik berisi terlalu banyak hal, yanag artinya para siswa bisa menjadi bosan karena terlalu banyak pengulangan.
3)      Potensi belajar. Jika seorang siswa melakukan kesalahan yang sama, menerapkan materi latihan dan praktik tidak membantu siswa dalam belajar.

c.       Integrasi
Latihan dan praktik umum digunakan untuk tugas seperti belajar matematika, belajar bahasa asing, dan mengembangkan kosa kata. Format media dan sistem pengajaran tertentu biasanya bagus diterapkan untuk metode latihan dan praktik ini. Banyak aplikasi komputer memberikan kesempatan kepada siswa menelaah kembali informasi dan mempraktikkan pengetahuan atau ketrampilan mereka.
Para siswa bisa dipasang-pasangkan untuk bekerja melalui metode latihan dan praktek. Sebagai guru, Anda mungkin memutuskan memasangkan siswa yang telah memasangkan informasi dengan siswa yang masih harus berusaha mengembangkan penguasaan tersebut. Atau mungkin memasangkan siswa dengan kemampuan yang sama, yang menggunakan unsur praktik dari strategi ini untuk memberi kesempatan pada siswa untuk belajar bersama.
Pekerjaan rumah, bila dirancang untuk membantu siswa mempraktikkan informasi yang diberikan di kelas, bisa dianggap sebagai bentuk dari latihan dan praktik. Sebagai guru, Anda harus mempertimbangkan manfaat dari pekerjaan rumah dan seberapa bagus kesiapan siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut. Memberikan tugas PR sebaiknya menyertakan penelaah materi, beberapa contoh praktis yang mewakili apa yang telah dikerjakan di kelas, dan mungkin beberapa soal atau tugas yang menantang sebagai tugas tambahan.
4.      Tutorial
Dalam tutorial seorang tutor, dalam bentuk seorang manusia, peranti lunak komputer, atau materi cetakan khusus-menyajikan konten, mengajukan pertanyaan atau persoalan, meminta respons para pembelajar, menganalilis respons tersebut, memberikan umpan balik yang tepat dan menyediakan praktik sehingga para pemelajar menunjukan level dasar kompetensi.
Perbedaan antara tutorial dan latihan dan praktik adalah bahwa tutorial memperkenalkan dan mengajarkan meteri baru, sementara latihan dan praktik fokus pada konten yang diajarkan dalam format lainnya (misalnya, penceramahan). Para siswa seringkali bekerja mandiri atau satu lawan satu dengan seseorang saat mereka diberikan paket- kumpulan kecil informasi yang dirancang untuk dibentuk menjadi kumpulan sekumpulan pengetahuan dan praktik dengan umpan balik. Seringkali pusat belajar (learning center), sebuah tempat yang dibuat di sisi lain dalam kelas, bisa digunakan siswa untuk belajar sendiri.
a.      Keuntungan
1)      Bekerja mandiri. Para siswa bisa bekerja mandiri mengenai materi baru dan menerima umpan balik tentang kemajuan mereka.
2)      Menakar sendiri kemajuan. Para siswa bisa bekerja berdasar tingkat kemajuan mereka sendiri, mengulang informasi jika mereka harus menelaahnya sebelum berlanjut ke bagian material berikutnya.
3)      Individualisasi. Tutorial yang berbasis komputer bisa merespons masukan (input) para siswa dan mengarahkan proses belajar mereka menuju topik baru untuk meneruskan proses belajar mereka atau melakukan perbaikan untuk penelaahan.
b.      Keterbatasan
1)      Berpotensi membosankan. Pengulangan bisa menjadi membosankan jika penyajian materi hanya disajikan dalam satu pola.
2)      Berpotensi membuat frustasi. Para siswa bisa menjadi frustasi jika mereka merasa tidak menghasilkan kemajuan saat terus berupaya dalam tutorial tersebut.
3)      Berpotensi kekurangan panduan. Kurangnya panduan guru saat bekerja bisa berarti bahwa seorang siswa tidak begitu menguasai materi tersebut secara efektif.
c.       Integrasi
Pelaksanaan tutorial meliputi instruktur ke-pemelajar (misalnya, dialog sokratik), pemelajar ke pemelajar (misalnya, pemberian tutorial dengan sesama rekan atau pusat belajar), komputer ke pemelajar (misalnya, peranti lunak tutorial yang dibantu komputer), dan cetakan ke pemelajar. Komputer secara khusus dibuat untuk menjalankan peran tutor karena kemampuannya menyampaikan menu respons yang kompleks terhadap para siswa.
Sebagai seorang guru, Anda bisa bekerja dengan seorang siswa atau sekelompok siswa memandu mereka, membantu mereka dengan cermat sesuai dengan kemampuan mereka, membantu mereka memahami materi yang sedang disajikan. Ini sering kali membatu para siswa yang kesulitan bekerja dalam kelompok besar atau membutuhkan bantuan tambahan saat mempelajari materi baru. Dan waktu tidak terbuang percuma ketika bekerja menggunakan cara ini, tetapi mungkin perlu  mempertimbangkan menggunakan teknologi dan media sebagai cara menyampaikan tutorial. Banyak program peranti lunak komputer dirancang untuk menyampaikan pengajaran kepada siswa. Sebagai misal, sistem belajar terpadu (ILS) merupakan bentuk pengajaran yang ditawarkan di komputer.
Komputer menentukan dimana tingkat kemajuan seorang siswa selama pengajaran, yang memastikan bahwa siswa siap untuk meningkat ke bagian selanjutnya atau menelaah materi yang belum disajikan. Banyak program piranti lunak komputer yang menjalankan fungsi serupa dengan biaya lebih murah. Tetapi, karena sifat umum dari piranti lunak tersebut tidak menyediakan tingkat individualisasi seperti yang mungkin ditawarkan ILS.
5.      Diskusi
Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini diantara para siswa atau guru. Strategi ini bisa digunakan dalam tahap pengajaran dan pembelajaran apapun, dan dalam kelompok kecil atau besar. Diskusi merupakan cara yang bermanfaat dalam  menakar pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari sekelompok siswa sebelum mengakhiri tujuan pengajaran, terutama ketika memperkenalkan topik baru atau pada permulaan tahun ajaran baru ketika guru belum memahami para siswa. Dalam konteks ini, diskusi bisa membantu guru menjalin hubungan dengan, dan di dalam kelompok yang menggalakkan  pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
Diskusi bisa dipimpin oleh guru dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan respon dari siswa. Guru sebaiknya mengajukan pertanyaan yang meminta para siswa memikirkan apa yang mereka ketahui dan menerapkan pengetahuan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan “bagaimana” atau “kenapa” sering kali bagus untuk mendorong diskusi. Dan ketika mengajukan pertanyaan untuk memulai diskusi, beri waktu sebentar pada siswa untuk berpikir sejenak.
a.       Keuntungan
1)      Menarik. Diskusi sering kali lebih menarik bagi siswa ketimbang duduk dan menyimak seseorang menguraikan fakta-fakta.
2)      Menantang. Para siswa bisa ditantang untuk memikirkan tentang topik dan menerapkan apa yang telah mereka ketahui.
3)      Inklusif. Diskusi memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk bicara, ketimbang hanya segelintir siswa saja yang menjawab pertanyaan guru.
4)      Kesempatan bagi gagasan baru. Para siswa mungkin menghasilkan gagasan baru untuk presentasi informasi.
b.      Keterbatasan
1)      Berpotensi melibatkan partisipasi terbatas. Tidak seluruh siswa berpartisipasi, sehingga penting bagi guru untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk bicara.
2)      Terkadang tidak menantang. Terkadang para siswa tidak belajar melampaui apa yang telah mereka ketahui dan tidak tertantang untuk memperluas pelajaran mereka.
3)      Tingkat kesulitan. Beberapa pertanyaan yang diajukan untuk merangsang diskusi mungkin terlalu sulit bagi siswa untuk dipikirkan yang didasarkan pada tingkat pengetahuan mereka.
4)      Kesesuaian usia. Diskusi mungkin bukan merupakan strategi yang efektif untuk diterapkan pada siswa yang lebih muda, kecuali kalau diarahkan oleh guru.
c.       Integrasi
Diskusi bisa menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan sebuah topik baru. Beberapa bentuk media lebih kondusif bagi diskusi ketimbang bentuk media lainnya. Dengan mengarahkan diskusi menuju hasil-hasil belajar, mungkin mendapati bahwa para siswa akan menentukan sendiri kebutuhan untuk mempelajari lebih jauh tentang topik tersebut sebelum mereka bisa sepenuhnya berpartisipasi dalam sebuah diskusi.
Diskusi pasca-presentasi sangatlah penting sebagai forum bagi tanya jawab dan untuk memastikan bahwa seluruh siswa mengerti apa yang diinginkan guru. Diskusi semacam itu juga penting dalam membantu tiap pembelajar menginternalisasikan pesan untuk melibatkannya kedalam kerangka kerja mental mereka. Diskusi bisa menjadi sebuah teknik untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran. Meskipun teknik-teknik semacam itu bermanfaat bagi seluruh kelompok usia, usia para pembelajar perlu dipertimbangkan ketika meminta mereka ikut serta dalam diskusi.
6.      Belajar Kooperatif
Penelitian telah lama mendukung pernyataan bahwa para siswa belajar dari pelajar lainnya satu sama lain ketika mereka mengerjakan proyek sebagai sebuah tim (Slavin, 1989-1990, Harris 1998). Dua atau tiga siswa di sebuah terminal komputer belajar lebih banyak saat mereka melakukan sebuah diskusi sembari mengerjakan tugas yang sudah dibebankan. Beberapa program komputer, seperti Sim-Earth: The Living Planet, memungkinkan bagi beberapa siswa bekerja secara interaktif pada komputer yang terpisah.
Belajar kooperatif merupakan strategi pengelompokan dimana para siswa bekerja sama untuk saling mendapat keuntungan dari potensi belajar anggota lainnya. Johnson and Johnson (1999) menyatakan bahwa agar berhasil, kelompok belajar kooperatif membutuhkan hal-hal berikut ini:
a.       Para anggota memandang peran mereka sebagai bagian dari keseluruhan tim.
b.      Keterlibatan interaktif diantara anggota kelompok.
c.       Akuntabilitas individu dan kelompok.
d.      Anggota yang memiliki keterampilan antar personal dan kepemimpinan.
e.       Kemampuan memahami belajar personal dan fungsi kelompok.
Banyak pendidik telah mengkritik suasana kompetitif yang dominan dalam ruang kelas. Mereka meyakini bahwa situasi belajar kooperatif mirip dengan keharusan kerja sama sosial di dunia kerja di masa depan. Terdapat cara-cara untuk menukar pembelajaran siswa dalam kelompok kooperatif. Kompetisi dalam ruang kelas mengganggu belajar siswa satu sama lain, sementara pembentukan kelompok kooperatif memungkinkan para siswa mendapatkan pengetahuan satu sama lain.
Sebagai seorang guru, Anda mungkin ingin memberikan peran spesifik bagi tiap anggota kelompok, seperti perekam, pencatat waktu, pengatur tugas, dan lain-lain. Pengalaman belajar kooperatif bisa bersifat informal pula. Para siswa mungkin menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri bekerja sama dengan siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar mereka.
a.      Keuntungan
1)      Manfaat belajar. Mengelompokkan siswa dengan kemampuan yang beragam memberikan keuntungan bagi seluruh siswa.
2)      Formal atau informal. Kelompok bisa bersifat formal informal berdasarkan kebutuhan belajar.
3)      Kesempatan belajar. Kelompok berjangka panjang bisa dibuat, yang menciptakan kesempatan belajar beragam.
4)      Area konten. Seluruh area konten bisa disertakan dalam aktivitas belajar kelompok.
b.      Keterbatasan
1)      Keterbatasan ukuran. Kelompok harus tetap berukuran kecil, sebab jika tidak, belajar akan menjadi tidak seimbang.
2)      Berpotensi berlebihan digunakan. Sebagai sebuah strategi, belajar kooperatif bisa digunakan secara berlebihan dan bisa kehilangan keefektifannya.
3)      Keterbatasan anggota kelompok. Pengelompokan berdasarkan satu kemampuan saja tidak meningkatkan kesempatan belajar bagi seluruh anggota.
c.       Integrasi
Para siswa bisa belajar kooperatif tidak hanya dengan mendiskusikan materi teks dan menyaksikan media, tetapi juga dengan membuat media. Sebagai misal, rancangan dan produksi sebuah presentasi video atau grafik sebagai proyek kurikulum menyajikan kesempatan bagi belajar kooperatif. Guru sebaiknya bertindak sebagai mitra kerja dengan para siswa dalam situasi belajar semacam itu.
Jika ruang kelas hanya memiliki satu komputer digunakan, maka pembentukan kelompok kooperatif dimungkinkan sehingga seluruh siswa bisa mengaksesnya. Dengan mengelompokkan siswa, guru dapat memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menggunakan komputer, dimana jika tidak dikelompokkan, kesempatan itu tidak memungkinkan. Beberapa program piranti lunak bisa mengakomodasi pengelompokan kooperatif karena adanya sifat kolaboratif atau sifat umum dari pengalaman tersebut.
Guru bisa meminta kelompok siswa menyiapkan presentasi mengenai topik-topik di dalam sebuah area konten untuk dipresentasikan di hadapan kelas. Jadi, tiap kelompok menjadi “ahli” tentang satu topik dari keseluruhan konten yang ada. Dengan meminta mereka menyiapkan presentasi, para siswa menyiapkan materi sehingga bisa dipahami oleh siswa lainnya.
7.      Permainan
Permainan memberikan lingkungan kompetitif yang di dalamnya para pembelajar mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan pendidikan yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi, terutama untuk konten yang membosankan dan repetitif. Permainan mungkin melibatkan satu pembelajar atau satu kelompok pembelajar.
Dengan melakukan permainan, para siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu. Karena para siswa berulang kali memainkan permainan, mereka memulai mengembangkan pemahaman mengenai aturan permainan cara-cara menjadi lebih baik dalam mencapai tujuannya, dan menjadi pemenang.
Permainan bisa menantang dan menyenangkan untuk dimainkan. Permainan juga bisa memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam. Terdapat banyak papan permainan yang bisa digunakan untuk para siswa. Program piranti lunak latihan  dan praktik komputer sering kali juga bisa digunakan permainan. Para siswa senang memainkan permainan dan mereka diuntungkan karena pengalaman belajar mereka menjadi luas.
Beberapa contoh permainan yang bisa diterapkan di dalam kelas diantaranya, kartu kata, menghitung cara baru, potong kertas menjadi enam bagian sama luas, balon amanah, bisa!, mengukur dan menimbang badan dan lain sebagainya. (Prof.Dr.H.A.R.Tilaar,M.Sc.Ed.,2013)
a.      Keuntungan
1)      Keterlibatan. Para siswa terlibat dengan cepat dalam belajar melalui permainan.
2)      Sesuai dengan hasil. Permainan dapat disederhanakan agar sesuai dengan tujuan belajar.
3)      Beragam suasana. Permainan dapat digunakan dalam berbagai suasana ruang kelas, mulai dari seluruh kelas hingga kegiatan individual.
4)      Mendapatkan perhatian. Permainan bisa menjadi cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian para siswa untuk mempelajari topik atau keterampilan spesifik.

b.      Keterbatasan
1)      Pertimbangan persaingan. Karena adanya keinginan untuk menang, permainan bisa bersifat kompetitif, kecuali kalau diawasi dengan baik.
2)      Tingkat kesulitan. Siswa yang kurang bisa mungkin merasa struktur permainan terlalu cepat atau sulit bagi mereka untuk turut serta.
3)      Mahal. Beberapa permainan, terutama permainan komputer, bisa sangat mahal untuk dibeli.
4)      Niat yang salah arah. Tujuan belajar mungkin “hilang” karena adanya keinginan untuk menang ketimbang sekadar belajar.
c.       Integrasi
Terdapat berbagai macam permainan. Puzzle, termasuk Puzzle kata adalah yang populer. Kerumitan sebuah Puzzle penting untuk dipertimbangkan ketika memperkenalkan para siswa kepada permainan tersebut. Puzzle lintas-kata, sudoku, Puzzle jigsaw, dan Puzzle logika – terkadang disebut “penggoda otak” (brainteaser). Puzzle bisa digunakan untuk menerapkan informasi yang harus mereka pelajari, sebagai misal, kata-kata ejaan atau ibu kota negara.
Permainan dapat digunakan secara informal di dalam ruang kelas. Sebagai misal, untuk mempraktikkan kosakata baru; mungkin saja menciptakan sebuah permainan papan untuk pusat belajar. Para siswa akan bisa bekerja berpasangan atau dalam kelompok kecil untuk mempraktikkan kata-kata mereka sambil menikmati permainan.
8.      Simulasi
Simulasi adalah sebuah kegiatan yang melibatkan para pelajar menghadapi situasi kehidupan nyata dalam versi diperkecil atau dengan kata lain memungkinkan praktek realistic tanpa harus mengeluarkan biaya ataupun resiko. Simulasi memungkinkan melibatkan dialog antar peserta, manipulasi materi dan perlengkapan, atau interaksi dengan computer.
Simulasi dapat dilaksanakan untuk seluruh kelas atau kelompok kecil yang bekerja sama. Aktivitas simulasi ini dapat memberikan pengalaman baru kepada siswa yang mungkin saja tidak dapat ditemukan di dunai nyata. Selain sebagai bermain peran, simulasi dapat mewakili sesuatu yang terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditampilkan di dalam  ruang kelas.
a.      Keuntungan
1)      Keamanan. Menyediakan cara yang aman untuk terlibat dalam kegiatan belajar
2)      Reka ulang sejarah. Siswa dapat terlibat dalam sebuah situasi. Misal bermain peran dalam terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
3)      Langsung dilaksanakan. Para siswa memiliki kesempatan untuk pengalaman langsung.
4)      Berbagai tingkat kemampuan. Para siswa dengan berbagai tingkat kemampuan bisa disertakan dalam pengalaman belajar.
b.      Keterbatasan
1)      Representasi yang diragukan. Sebuah simulasi mungkin ridak representative. Atau memberikan rasa aman palsu kepada beberapa siswa.
2)      Kompleksitas. Sebuah aktivitas mungkin menjadi terlalu kompleks atau mendalam untuk dilakukan di dalam kelas.
3)      Keharusan menanya ulang. Guru harus menyediakan waktu setelah percobaan untuk menanya ulang para siswa tentang pengalaman mereka selama simulasi.
4)      Sesuatu yang baru mungkin sulit untuk menciptakan simulasi baru untuk suasana kelas.
c.       Integrasi
Dalam beberapa simulasi, para siswa merekayasa model matematis untuk menentukan pengaruh pengubahan variable tertentu, seperti pengendalian kecepatan pemain ski dengan mengubah tingkat kemiringan. Bermain peran merupakan salah satu contoh dari strategi simulasi. Peranti lunak, seperti Decision, Decision dari Tom Snyder, menyediakan peran untuk tiap anggota sebuah kelompok, sebuah situasi kehidupan nyata yang harus diselesaikan, dan informasi untuk membantu para anggota kelompok saat menjalankan proses tersebut.
9.      Penemuan
Strategi penemuan (discovery) menggunakan pendekatan induktif, atau penyelidikan untuk belajar. Strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan. Tujuan strategi penemuan untuk memacu pemahaman conten yang lebih mendalam melalui keterlibatan secara langsung dengan conten tersebut. Aturan atau prosedur yang ditemukan para siswa mungkin  berasal dari buku referensi atau yang tersimpan dalam database computer.
Walaupun penemuan merupakan pendekatan yang bagus namum ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam menggunakan strategi ini untuk para siswa.
Pertama : tidak selalu lebih baik membiarkan para siswa menemukan cara mereka sendiri melalui suatu kemampuan atau keterampilan ketimbang memberikan mereka pembelajaran secara langsung.
Kedua : ketika menggunakan penemuan, adalah penting untuk menyisihkan waktu merancang pengajaran dengan cermat, menjamin bahwa terdapat panduan di setiap tahap dalam prosesnya. Anda harus mengantisipasi munculnya masalah atau halangan yang mungkin ditemui para siswa anda saat mereka mengerjakan percobaan resebut.
Ketiga: anda akan merancang pengalaman penemuan anda menggunakan pendekatan parencah (scaffold), yakni membangun pengetahuan dari pengetahuan sebelumnya saat para siswa mengalami kemajuan pengalaman pembelajaran itu.
Empat: ketika menata pelajaran penemuan, anda sebaiknya yakin bahwa para siswa memiliki kesempatan  untuk menerapkan ketrampilan baru. Ini merupakan aspek lainnya dari kebutuhan menyusun tingkatan dalam pelajaran tersebut.
a.       Kuntungan
1)      Keterlibatan, pembelajaran menemuan sangat melibatkan para siswa di seluruh tingkatan pembalajaran.
2)      Langkah-langkah yang berulang, anda bisa menggunakan langkah-langkah atau prosedur yang telah diajarkan sebelumnya.
3)      Kendali siswa atas pembelajaran, penemuan membuat para siswa merasa bisa mengendalikan proses belajar mereka sendiri.
b.      Keterbatasan
1)      Factor waktu, penemuan bisa lebih memakan banyak waktu dari segi perancangan dan pelaksanaan
2)      Penyiapan itu penting, perancanaan untuk belajar menemukan membutuhkan pemikiran seluruh kemungkinan masalah yang mungkin diterima para siswa.
3)      Salah paham, belajar penemuan bisa mengakibatkan salah pengertian mengenai sebuah area contain.
c.       Integrasi
Teknologi dan media pengajaran bisa membantu meningkatkan penemuan atau penyelidikan. Para siswa melihat video untuk mengamati hubungan yang ditunjukkan dalam visual dan kemudian berusaha menemukan prinsip-prinsip yang menjelaskan hubungan tersebut. Sebagai misal, dengan menampilkan tayangan sebuah balon yang ditimbang sebelum dan sesudah diisi dengan udara, para siswa menemukan bahwa udara memiliki berat.
Belajar penemuan juga dapat menjadi sarana membantu para siswa untuk mendapatkan informasi yang ingin mereka ketahui mengenai topic atau minat tertentu. Penyelidikan siswa atau penelitian informasi, merupakan metode yang memakan banyak waktu tetapi efektif bagi para siswa untuk menelusuri pengetahuan melampaui batas-batas buku teks mereka. Pusat media sekolah menyediakan baik itu materi yang terkait konten maupun fasilitas produksi media bagi para siswa yang ingin membuat presentasi alternative mengenai apa yang telah mereka pelajari. Internet merupakan sumber daya yang berharga bagi para siswa untuk belajar mengenai topic yang mereka pilih sendiri.
10.  Penyelesaian Masalah
Tehnik ini terkadang sering disebut “belajar berbasis masalah” dan tehnik ini bisa digunakan untuk segala tingkat jenjang pendidikan dari pendidikan tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Tehnik ini menggunakan materi yang perpusat pada masalah  dan berdasarkan kenyataan yang sering kali disajikan oleh media misal (kasus tertulis, situasi berbasis computer, dan sketsa video).
Masalah bisa berkisar isu-isu yang sepesifik, atau masalah terstruktur dimana para siswa bisa memanfaatkan kemampuan atau keterampilan spesifik untuk mengatasinya, hingga ke situasi yang kompleks, atau masalah yang kurang terstruktur yang mengharuskan para siswa untuk menguji banyak unsur atau komponen dalam usaha memulai penyelesaiannya.
Penyelesaian masalah melibatkan penempatan para siswa dalam peran aktif berhadapan dengan masalah baru yang ditemukan dalam kehidupan nyata. Para siswa mulai dengan kemampuan terbatas tetapi memulai kolaborasi dengan rekan, penelitian dan konsultasi dengan ahli, mereka mengembangkan, menjelaskan dan mempertahankan solusi mengenai masalah tersebut. Jonassen, howlad, moore, dan marra (2003­) telah memperluas gagasan ini dengan menyajikan bahwa tehnologi menjadi rekan intelektual bagi para siswa karena tehnologi membantu belajar para siswa.
a.      Keuntungan
1)      Keterlibatan, siswa secara aktif terlibat dalam pengalaman belajar dunia nyata.
2)      Konteks untuk belajar, hubungan antar pengetahuan dan keterampilan menjadi jelas.
3)      Tingkat kerumitan, tingkat kerumitan masalah dapat diselesaikan dapat banyak memperkenalkan isu atau tingkatan untuk masalah tersebut seiring berjalanya waktu.
b.      Keterbatasan
1)      Sulit untuk diciptakan, menciptakan masalah yang berkualitas untuk pembelajaran bisa menyulitkan.
2)      Kesesuaian usia, usia dan tingkat pengalaman para siswa mungkin lebih banyak control dari guru.
3)      Makan waktu, menggunakan teknik penyelesaian masalah sebagai strategi pengajaran bisa banyak makan waktu di dalam ruang kelas.
4)      Membutuhkan menanya ulang, guru harus menyisihkan waktu tambahan untuk menanya ulang tentang apa yang telah mereka pelajari ketika telah selesai dengan solusi masalah.
c.       Integrasi
Masalah bisa dirancang bagi seluruh area konten, mulai dari matematika dan ilmu pengetahuan, hingga ilmu sosial dan sastra. Masalah terstruktur mudah dibuat, bisa menggunakan teknologi dan media yang ada untuk memperkaya masalah yang akan disajikan.
Dengan masalah yang terstruktur, baik para siswa memiliki pemahaman yang jelas mengenai apa yang mungkin menjadi respons yang tepat. Sebagai misal, soal cerita matematika sering kali merupakan aplikasi terstruktur dari kemampuan perhitungan matematika yang telah dikuasai siswa. Ketika mereka memahami masalahnya, mereka mampu menerapkan kemampuan matematika yang tepat dan mendapatkan jawaban yang tepat. Piranti lunak computer bisa menyajikan masalah serupa, yang menguji kemampuan para siswa untuk menerapkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.
Masalah yang kurang terstruktur, atau masalah dengan banyak variable atau isu-isu tidak terkendali, jauh lebih sulit untuk dibuat. Dan, karena terdapat hal-hal di luar kendali Anda, masalah-masalah semacam itu terlihat lebih rumit. Dengan adanya masalah yang kurang terstruktur, terdapat lebih dari satu cara untuk mengatasinya.
B.     Pusat Strategi
Strategi pengajaran dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      Strategi yang Berpusat kepada Guru.
Strategi yang berpusat kepada guru, yang diarahkan secara spesifik oleh guru yaitu guru merupakan kunci bagi perancangan pengajaran. Dalam  strategi ini, guru merupakan fokusnya, yang bertindak mengarahkan belajar melalui cara-cara yang mengandung tujuan.
2.      Strategi yang Berpusat kepada Siswa.
Strategi yang berpusat kepada siswa, yaitu focus kepada siswa yang memimpin dan mengarahkan situasi belajar. Guru bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan mata pelajaran serta guru bertindak sebagai fasilitator yang memberikan panduan saat siswa terlibat dalam aktivitas dan pengalaman belajar dengan individual atau kelompok kecil dan membantu para siswa untuk focus pada pencapaian hasil yang diinginkan.
C.    Menciptakan Pengalaman Belajar
Melibatkan siswa dalam proses belajar adalah apa yang harus guru lakukan untuk memastikan mereka bisa memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan. Dalam menciptakan pengalaman belajar ini akan dikaitkan dengan perspektif dari beberapa teori belajar.
1.      Persfektif Behavioris
B.F. Skinner meyakini bahwa guru dapat menciptakan suasana pengajaran untuk memastikan bahwa guru akan bisa mengamati respon siswa. Ia meyakini bahwa para guru harus melakukan penguatan bagi perubahan perilaku, yang ia istilahkan sebagai belajar. Perilaku dalam kelas bisa diubah untuk mendekati apa yang dianggap sebagai perilaku ruang kelas yang baik. Perilaku baik akan mendapat hadiah dan sebaliknya.  Para guru akan bisa mengamati kinerja para siswa dan menakarnya berdasarkan criteria yang telah ditetapkan .
Skinner juga mengembangkan materi pengajaran sendiri yang tidak membutuhkan pengajaran langsung guru sama sekali. Material dirancang sedemikian rupa sehingga jumlah informasi yang minimum diperkenalkan di tiap tahapan. Para siswa diminta untuk mengulang informasi di tahapan selanjutnya di sepanjang prosesnya, menerima konfirmasi mengenai respons yang benar saat mereka melewati setiap tahapan.
2.      Perspektif Kognitivis
Para kognitivis meyakini bahwa agar pembelajaran dapat berlangsung, pikiran para siswa harus secara aktif terlibat dalam memproses informasi, karena keterlibatan sangat penting dalam pengingatan kembali informasi di waktu-waktu belakangan. Selain itu individu “mengarsip” informasi dalam ingatan mereka sesuai dengan pola organisasi atau skema, yang unik bagi tiap individual. Para siswa akan mempelajari informasi baru dan menyimpannya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan ekspektasi mereka yang ada mengenai informasi tersebut.
Perspektif kognitivis mempengaruhi strategi pengajaran dengan pendapatnya yang menyatakan bahwa informasi harus diatur dalam cara spesifik untuk menjamin pemelajar akan bisa menggunakan pengetahuan tersebut berdasarkan skema mereka sendiri. Menurut para kognitivis, pemrosesan pengetahuan factual bergantung pada bagaimana pengetahuan sebelumnya diatur oleh individu.
Salah satu penerapan kognitivis dalam pengajaran adalah penggunaan advances organizer, headings atau outlines, untuk memandu para pemelajar saat mereka memproses informasi. Dalam hal metakognisi, para kognitivis berpendapat bahwa cara terbaik untuk membantu para siswa belajar tentang pemikiran mereka sendiri adalah melalui penggunaan strategi penyelesaian masalah, yang memberikan mereka masalah dunia nyata yang bisa siselesaikan melalui proses terstruktur yang para siswa telah pelajari. Gagasannya adalah memberikan siswa masalah yang bisa mereka selesaikan yang bergantung pada pengetahuan atau keterampilan spesifik yang mereka miliki, dan yang akan memandu mereka yang tidak hanya berhasil mengatasi situasi, tetapi juga memperoleh pengetahuan tambahan dalam cara mereka berpikir.
3.      Perspektif Konstruktivis
Kalangan konstruktivis berpendapat bahwa para pembelajar harus memiliki peran aktif dalam proses belajar, bahwa mereka bukanlah wadah yang harus diisi, melainkan pengatur dari proses belajar mereka. Selanjutnya, sebagian besar konstruktivis meyakini bahwa para pemelajar terlibat dalam proses belajar dengan menempatkan pengalaman mereka ke dalam kenyataan.
Kalangan konstruktivis meyakini bahwa guru merupakan fasilitator penting bagi siswa, yang memberikan mereka panduan di sepanjang pengalaman mereka. Guru membantu membentuk jenis pengalaman belajar yang para siswa miliki, berdasarkan kebutuhan spesifik mereka pada waktu tertentu.
4.      Perspektif Psikologi Sosial
Penelitian awal di bidang psikologi oleh Bandura dan Vygotsky, keduanya berpendapat bahwa pemelajar tidak belajar dalam lingkungan yang terisolasi atau terpisah dari pemelajar lainnya. Vygotsky meyakini bahwa proses kognitif terus berubah dan memengaruhi perkembangan pemikiran yang lebih tinggi pada individu. Tingkat pemikiran merupakan bentuk “penalaran cultural”, atau berpikir seperti orang-orang yang ada di sekitar para siswa. Dengan kata lain, orang-orang di masyarakat memengaruhi cara berpikir dan belajar para siswa dan pengaruh ini berbeda-beda menurut masyarakat dan kelompok kulturalnya.
Bandura meyakini bahwa belajar membutuhkan situasi alamiah atau natural. Ia berpendapat bahwa anak kecil meniru apa yang ada di sekitar mereka sebagai bagian dari proses belajar mereka. Melalui penerapan, pengetahuan atau kemampuan ini menjadi bagian dari kode internal individu.
D.    Situasi Dan Konteks Belajar
Keragaman strategi pengajaran yang tersedia bagi seorang guru sangat banyak dan mencakup sejumlah situasi belajar yang berbeda-beda. Dalam menentukan strategi, guru perlu mempertimbangkan para siswa yang ada dalam ruang kelas. Sembari mempertimbangkan strategi untuk dipadukan ke dalam pengajaran, guru juga perlu mempertimbangkan pengalaman macam apa yang dimiliki para siswa dengan sumber daya teknologi dan media tertentu.
 Berikut beberapa jenis situasi pengajaran yang bisa diterapkan di dalam kelas.
1.      Pengajaran tatap muka di dalam kelas
Pengajaran tatap muka paling sering di jumpai dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah. Pengajaran tatap muka sering diistolahkan sebagai situasi dalam waktu bersamaan. Dalam mempertimbangkan jenis strategi pengajaran yang akan digunakan pendidik dalam situasi ruang kelas, pilihannya tidak terbatas. Karena pendidik hadir hadir di dalam kelas dan para siswa bergerak ke sana kemari di dalam kelas, strategi-strategi yang telah dibahas di atas terlihat mudah dipadukan ke dalam proses pembelajaran.
Situasi ruang kelas memang mengharuskan guru menghabiskan waktu untuk mengatur situasi, menyusun dan menyiapkan materi, menyiapkan para siswa belajar, dan meninjau kembali apa yang telah dilakukan, dan apa yang mungkin butuh perbaikan. Satu hal yang perlu dipikirkan oleh guru saat di kelas ketika  guru  memiliki media dan teknologi yang akan digunakan adalah pengalaman siswa dengan sumber daya tersebut.
2.      Belajar Jarak Jauh
Belajar jarak jauh telah hadir atau dikenal dalam waktu yang cukup lama, dimulai sekitar seratus tahun yang lalu dengan studi korespondensi menggunakan surat, namun inovasi terbaru dalam media dan teknologi menjadikan belajar jarak jauh lebih nyaman dan dinamis. Para peserta didik tidak harus berada di satu tempat yang sama dengan pendidik. Yang perlu diperhatikan pendidik dalam belajar jarak jauh, yaitu :
a.       Pilihan pengajaran akan bergantung pada sumber daya teknologi mana yang dimiliki oleh pendidik dan apa yang dapat dilakukan pendidik dengan sumber daya teknologi tersebut.
b.      Pendidik harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan atau memberikan materi-materi kepada siswa secara efektif dan efisien.
Kedua hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi pendidik dan peserta didik, tetapi sejalan dengan perkembangan teknologi, lebih banyak materi atau pengajaran yang dapat di berikan pendidik kepada para peserta didik.
3.      Campuran
Pengajaran campuran terkadang disebut dengan pengajaran “hibrida”, yaitu menggabungkan dan mencocokkan berbagai situasi pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Pengajaran campuran paling umum ditemukan dalam proses pembelajaran jarak jauh. Situasi belajar jarak jauh campuran merupakan bauran jenis situasi belajar dalam waktu bersamaan (misal : saling tatap muka atau video atau televisi real-time) dan jenis situasi pengajaran tidak dalam situasi bersamaan, ketika pendidik dan peserta didik tidak bersama-sama dalam waktu bersamaan (misal : pengajaran online atau pengajaran yang berbasis web).
Situasi belajar harus disesuaikan dengan kebutuhan pengajaran peserta didik dan strategi pengajaran yang sedang digunakan. Sebagai seorang pendidik, perlu memutuskan kapan waktu paling efektif bagi peserta didik untuk berada dalam situasi fisik aktual bersama dengan pendidik dan kapan peserta didik bisa belajar lebih mandiri.
4.      Belajar Mandiri Terstruktur
Banyak dari penilitian Skinner yang belakangan berkembang di sekitar gagasan bahwa para siswa bisa mempelajari informasi dan mendapatkan ketrampilan tanpa pengajaran langsung guru. Ia memengaruhi banyak orang untuk mengembangkan “mesin pengajar” yang dirancang untuk membantu siswa belajar secara mandiri, tetapi menggunakan materi terstruktur. Gagasannya adalah bahwa siswa bisa mempelajari informasi tanpa intervenes langsung dari guru. Guru menyiapkan situasi belajar yang diarahkan sendiri, menggunakan materi yang telah terpilih atau kembangkan sendiri sedangkan para siswa akan bisa belajar berdasarkan kemajuan mereka sendiri dan mampu mengulang materi jika mereka perlukan.
Sebagai seorang guru, mungkin menjumpai waktu-waktu yang paling efektif dan efisien untuk meminta siswa mempelajari konten sebelum masuk kelas dan menggunakannya. Buku teks merupakan contoh yang bagus dari jenis media yang bisa digunakan untuk belajar mandiri. Ketimbang menghabiskan waktu di kelas dengan menyajikan informasi dan kemudian merancang aktivitas kelas yang berpusat pada penerapan teknologi tersebut. Selain itu bisa gunakan berbagai macam materi pengajaran, misalnya teks, audio, tape, video, piranti lunak computer, dan sebagainya.
5.      Pembelajaran Informal Tidak Terstruktur
Para siswa saat ini memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman mereka di dalam kelas. Sifat dari jenis kegiatan belajar inilah yang menjadikannya informal. Para  siswa bisa menyaksikan acara televisi yang menguatkan pelajaran mereka di ruang kelas. Karena guru tidak meminta mereka menyaksikan acara tersebut, ini menjadi bagian dari sifat informal pengalaman belajar mereka.
Cara lainnya dimana para siswa bisa belajar secara informal adalah melalui penggunaan internet. Banyak siswa memiliki akses ke komputer di rumah yang terhubung dengan internet .mereka memiliki sumber daya yang melimpah yang tersedia bagi mereka melalui Wold Wide Web (www). Para  siswa belajar bagaimana mendapatkan informasi dan akan menantang diri mereka sendiri untuk belajar mengenai topik-topik yang mungkin saja tidak menjadi bagian dari kegiatan belajar di ruang kelas.





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B.     Saran
Seorang calon Pendidik hendaknya memperhatikan strategi-strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran di sekolah, juga memadukan berbagai media dan teknologi agar dapat menarik minat siswa untuk belajar lebih giat.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Penulis mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

1 comments:

Anonymous said...

Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..

Post a Comment